Kuratorial Pertanyaan Identitas untuk Indonesia Sebagai Percakapan

Siapa kita?

Identitas bukan hanya data yang tertera di kartu. Ia adalah rasa yang terus berubah—tentang dari mana kita datang, dengan siapa kita merasa aman, dan di mana kita memilih berdiri. Tapi hari ini, di tengah migrasi, algoritma, dan percampuran budaya, siapa kita sebenarnya?


“Siapa kita, Kalau nama, tempat lahir, dan bahasa ibu tak lagi cukup menjelaskan?

ParAIkitri


Ketika “orang sini” bisa lahir di mana saja, dan “bahasa ibu” bisa berarti suara YouTube yang kita dengar tiap malam, mungkin waktunya kita bertanya ulang: identitas itu diturunkan, dipilih, atau dicari? Dan kalau kita bilang “kita”, siapa yang selalu tertinggal di luar kalimat itu?

Kita tumbuh di antara spanduk nasionalisme dan iklan skincare Korea. Kita hafal semboyan negara, tapi lebih hafal lirik lagu barat. Kita menyebut “Indonesia” dengan mudah, tapi kadang tak tahu harus menempatkan diri di sebelah mana.

Lalu ketika kita bilang “kita”, siapa yang sebenarnya kita maksud? Dan siapa yang kita tinggalkan di luar kalimat itu?

Barangkali, hari ini identitas bukan lagi tentang kesamaan—tapi tentang keberanian untuk hidup dalam perbedaan yang belum sempat diberi nama. Dan barangkali, pertanyaan tentang siapa kita… memang tak perlu buru-buru dijawab.


List Pertanyaan Tema Identitas:

🪞 Tema: IDENTITAS

“Siapa kita, kalau nama, tempat lahir, dan bahasa ibu tak lagi cukup menjelaskan?”


1.

Ketika kamu bilang ‘kita’, siapa yang sebenarnya ‘kita’ yang kamu maksud?

Dan siapa ‘kita’ yang selalu kamu lupakan?

💥 Pembuka yang langsung nendang kesadaran kolektif. Menyentil eksklusivitas dari kata “kita”.


2.

Waktu lo ditanya ‘asli mana?’, kenapa lo harus mikir dulu?

🤔 Menggali kecanggungan dan kegamangan identitas asal-usul—familiar banget di generasi urban.


3.

Kalau Indonesia adalah sebuah rumah, di ruang mana kamu merasa paling asing?

🏚️ Imajinatif dan menyakitkan. Menyentuh rasa “terbuang” dalam rumah yang seharusnya milik bersama.


4.

KTP lo bilang lo orang Indonesia.

Tapi kapan terakhir kali lo benar-benar merasa jadi bagian dari bangsa ini?

🪪 Mencabik jurang antara identitas administratif dan rasa kebangsaan.


5.

Kalau identitas adalah pilihan, kenapa kita masih takut memilih?

🧠 Filosofis. Menantang asumsi bahwa identitas itu tetap, padahal ia cair—dan kadang menakutkan untuk dipilih sendiri.


6.

Di antara semua bahasa daerah yang hilang tahun ini,

berapa yang pernah jadi bahasa nenekmu?

🗣️ Personal, puitis, dan membawa kesadaran akan kehilangan warisan kultural.


7.

Kalau kamu cuma bisa mewariskan satu cerita tentang jadi orang Indonesia,

cerita apa yang kamu pilih?

📖 Mengajak refleksi: identitas bukan soal definisi, tapi cerita yang kita teruskan.


8.

Kenapa kita lebih mudah mengenali diri kita di mall

daripada di museum?

🛍️ Satir tajam tentang pembentukan identitas lewat konsumsi, bukan warisan sejarah.


9.

Kalau Indonesia adalah sebuah lagu,

bagian mana yang sudah nggak bisa kamu nyanyikan?

🎶 Puitis dan sedih. Menyentuh bagian-bagian dari identitas kolektif yang terputus.


10.

Berapa banyak ‘Indonesia’ yang harus kita lupakan

untuk jadi ‘Indonesia’ yang sekarang?

🧨 Sebagai penutup: refleksi final yang hening dan penuh luka sejarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *