Indonesia Sebagai "Percakapan"
🇮🇩 Indonesia Sebagai Percakapan
Membaca Ulang. Menulis Ulang. Bertanya Ulang.
Agustus bukan hanya bulan kemerdekaan—ia adalah bulan untuk mengingat, mengulas ulang, dan menantang diri kita sendiri dengan satu pertanyaan sederhana:
Apa artinya menjadi Indonesia hari ini?
Di Gramedia Jalma, sepanjang Agustus 2025, kami menghadirkan proyek interaktif “Indonesia Sebagai Percakapan” — sebuah ruang eksperimental yang mengajak publik untuk tidak sekadar membaca, tapi berdialog kembali dengan bangsa ini melalui pertanyaan.
📚 Dari Teks ke Pertanyaan
Selama bertahun-tahun, kita merayakan Indonesia lewat narasi besar: pidato, buku sejarah, dan teks-teks resmi. Tapi di era ketika membaca berubah—di mana orang melompat dari podcast ke Reddit, dari video ke chat—mungkin saatnya kita bertanya:
Apa yang masih membuat kita merasa bagian dari Indonesia?
Alih-alih memberi jawaban, kami menebarkan 80 pertanyaan di sekitar rak buku Gramedia Jalma.
Setiap pertanyaan adalah pintu masuk. Di bawahnya: QR code yang menghubungkan ke platform digital yang dibangun untuk berinteraksi dengan pertanyaan.
Kamu bisa membaca, menulis, dan bertanya ulang di sana—sendiri, atau bersama orang lain.
đź§ 8 Zona Pertanyaan
80 pertanyaan ini dikurasi dalam 8 tema:
Sejarah, Identitas, Kemerdekaan, Ingatan, Bahasa, Keadilan, Imajinasi, dan Peran Pribadi.
Masing-masing zona mengajak kita menyelami satu dimensi kebangsaan. Bukan dari buku teks, tapi dari percakapan bersama diri sendiri dan orang lain.
Beberapa pertanyaan mungkin mengusik.
Beberapa mungkin terasa terlalu dekat.
Dan itu justru maksudnya: menyentuh hal yang belum selesai.
đź§ Puncak Acara: Membaca Parakitri (13 Agustus 2025)
Kami menutup rangkaian ini dengan sebuah perayaan pemikiran:
“Membaca Parakitri” — sebuah acara yang memperkenalkan ParAIkitri, AI yang dikembangkan dari tulisan, pemikiran dan beragam data yang merepresentasikan esensi pemikiran Parakitri T. Simbolon.
ParAIkitri dibangun bukan untuk menjadi chatbot. Ia adalah upaya preservasi pemikiran Indonesia lewat teknologi, agar percakapan bisa terus berlangsung bahkan setelah pemikirnya tiada.
đź§± Dinding Percakapan
Sebelum keluar dari Gramedia Jalma diharapkan pengunjung akan berhadapan dengan dua kalimat:
“Sebelum bangsa ini jadi Negara, Ia adalah percakapan…”
“Apa yang akan kamu tulis, jika diberi satu halaman kosong dalam buku sejarah Indonesia?”
Itu bukan sekadar panel.
Itu adalah undangan.
Untuk kamu.
✊ Mengapa Percakapan?
Karena teks bisa dibaca, bisa dilupakan. Tapi pertanyaan yang menggantung akan terus hidup.
Karena di dunia yang penuh distraksi, percakapan adalah tindakan radikal.
Dan karena bangsa ini bukan hanya soal masa lalu yang diwariskan, tapi masa depan yang diperbincangkan.
đź”— Mari Terlibat
📍 Kunjungi Gramedia Jalma selama Agustus 2025
🔎 Temukan pertanyaan di rak buku
📝 Scan, jawab, dan bagikan suara kamu
đź§ Ajak bicara ParAIkitri
💬 Jadilah bagian dari Indonesia sebagai percakapan — bukan sebagai slogan, tapi sebagai kemauan.
#IndonesiaSebagaiPercakapan
#MembacaUlangMenulisUlangBertanyaUlang
#GramediaJalma #KPG #ParAIkitri